Cheawsamoot mengakui bahwa konflik tersebut kemungkinan akan berdampak pada pariwisata inbound dari Israel, yang telah menerima sekitar 190 ribu pengunjung dalam sembilan bulan pertama. Jumlah ini mendekati total tahunan sebesar 194.081 wisatawan pada 2019.
Dia mencatat bahwa pasar ini biasanya bertahan rata-rata selama 18 hari, seringkali bepergian sebagai keluarga atau sebagai pekerja jarak jauh. Cheawsamoot memproyeksikan dampaknya terhadap pasar terdekat masih terlalu dini.
Ia yakin konflik geopolitik di Timur Tengah akan berdampak lebih kecil terhadap pasar Eropa dibandingkan perang Ukraina, yang telah membebani perekonomian Eropa karena sanksi. Dalam sembilan bulan pertama, Thailand menerima 4,1 juta wisatawan Eropa, dan jumlah tersebut diperkirakan akan mencapai enam juta pada tahun ini.
TAT memperkirakan setidaknya 800 ribu pengunjung dari Timur Tengah tahun ini, termasuk pasar Israel. Suksit Suvunditkul, Presiden Asosiasi Hotel Thailand cabang selatan, menyatakan bahwa pasar Israel di Phuket telah tumbuh sebesar 623 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini, menarik 51.651 pengunjung.
Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan 2019, yang mencatat 12.746 pengunjung pada periode yang sama, lapor Bangkok Post. Meskipun beberapa tamu Israel telah membatalkan perjalanan pulang mereka karena serangan tersebut, dampaknya terhadap hotel-hotel di Phuket tidak terlalu parah. MeskiĀ Israel diakui sebagai pasar berkembang tahun ini, jumlah pengunjungnya relatif kecil dibandingkan pasar utama lainnya, seperti Rusia.