Haryadi menambahkan bahwa efek penurunan daya beli masyarakat akan memengaruhi pergerakan wisatawan di dalam negeri dibandingkan wisatawan mancanegara. Apalagi dengan nilai tukar rupiah yang rendah akan lebih menguntungkan bagi wisatawan asing. Namun, hal itu tak menguntungkan bagi pengusaha wisata domestik.
“Karena pergerakan dari luar lamban, tetapi di dalam bisa tidak bergerak. Padahal, kontribusi wisatawan nusantara sangat signifikan bagi pariwisata dalam negeri,” ujarnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyadari hal tersebut. Pihaknya mengaku sedang memantau ketat penurunan daya beli masyarakat yang terjadi terhadap pergerakan wisatawan nusantara yang ditargetkan mencapai 1,2–1,4 miliar pergerakan pada 2024.
“Kita siapkan paket healing yang tidak bikin kantong kering, sebabkan kepala pening untuk refreshing ini. Kita siapkan paket-paket yang bisa terjangkau harganya, terutama produk wisata, seperti desa wisata,” katanya.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan PUTRI dan GIPI untuk menyiapkan kebijakan harga yang bisa dijangkau wisatawan. Sementara terkait harga tiket pesawat yang mahal, Kemenparekraf berkoordinasi dengan Kemenhub, KemenBUMN, dan Kemenkomarves untuk menyiapkan langkah agar harga tiket pesawat domestik bisa turun.
“Kami tidak ingin menurunnya pergerakan, berdampak negatif kepada ekonomi. Mengingat kontribusi pariwisata mendekati 4 persen PDB,” ujar Sandi.