Aqilahnews.com, Jakarta – Kondisi planet Bumi kian mengkhawatirkan. Menurut para peneliti, Bumi sudah melampaui ambang batas pemanasan iklim yang disepakati secara internasional, dibandingkan dengan tingkat pemanasan pada masa pra-industri.
Dikutip dari ABC News, Rabu, 1 November 2023, hal ini dapat membawa konsekuensi bencana bagi seluruh dunia, menurut para peneliti. Sebuah studi yang diterbitkan pada Senin, 30 Oktober 2023, di Nature Climate Change menemukan bahwa pada awal 2029, jika gas rumah kaca terus dikeluarkan pada tingkat yang sama seperti saat ini, planet ini mungkin tidak dapat tetap berada di bawah ambang batas pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celsius.
Kerangka waktu ini memproyeksikan bahwa “anggaran karbon” atau carbon budget akan habis tiga tahun lebih awal dari perkiraan berakhirnya pada 2032. Anggaran karbon merupakan jumlah bersih karbon dioksida yang masih dapat dikeluarkan manusia tanpa melebihi 1,5 derajat.
Lantas, mengapa menjaga suhu Bumi di bawah 1,5 derajat Celcius sangatlah penting? Angka pasti pemanasan sebesar 1,5 derajat Celcius kurang penting dibandingkan dengan menjaga agar pemanasan global berada jauh di bawah angka tersebut. Namun, para peneliti mengatakan kemungkinan terjadinya hal tersebut semakin berkurang.
Membatasi pemanasan global hingga kurang dari 1,5 derajat Celcius sejak tingkat pra-industri digariskan ketika Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim menciptakan Perjanjian Paris, sebuah perjanjian internasional yang ditandatangani oleh sebagian besar negara di dunia pada 2015 dalam upaya global untuk memitigasi perubahan iklim.
Para peneliti studi Nature Climate Change menyatakan bahwa jika emisi karbon dioksida tetap pada tingkat saat ini, sisa anggaran karbon akan habis pada awal 2029. Pada 2021, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB menetapkan anggaran karbon sebesar 500 miliar metrik ton akan menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius hingga pertengahan 2032.