Semarak Langkah Membumi Festival 2023 Menuju Ekonomi Hijau, Ada Workshop Membuat Mainan Hewan Peliharaan dari Bahan Berkelanjutan

Chintya Dian Astuti, Wakil Ketua Komite Tetap Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS, Hutan Lindung, dan Mangrove KADIN Indonesia, pada kesempatan yang sama mengungkapkan potensi besar Indonesia untuk menjadi poros ekonomi hijau.

“Terutama dengan langkah bertahap dari pelaku industri yang mulai berinvestasi dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Economic, Social, and Governance (ESG) dalam operasional mereka. Bahkan, beberapa industri telah mulai beralih menuju pemanfaatan energi yang lebih berkelanjutan,” ujar perempuan yang akrab disapa Astuti tersebut.

Dia mengapresiasi penyelenggaraan festival ini, menganggapnya sebagai pengingat penting bagi semua pihak, khususnya generasi muda atau Gen Z, bahwa perubahan iklim merupakan krisis nyata yang membutuhkan tindakan adaptif yang cepat dan kolaboratif.

“Alam dapat hidup tanpa manusia, tetapi manusia tidak dapat hidup tanpa alam dan lingkungannya,” pungkasnya.

Sementara itu, Jessica Novia, Co-Founder Carbon Ethics menegaskan tujuannya untuk mendidik para pengunjung agar lebih sadar akan jejak karbon mereka dan mendorong partisipasi mereka dalam mewujudkan potensi ekosistem karbon biru. Jessica menyoroti pentingnya ekosistem hutan untuk melindungi jutaan masyarakat pesisir Indonesia dari ancaman kenaikan air laut akibat perubahan iklim, dan juga manfaat ekonominya.

“Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki ekosistem karbon biru terbesar di dunia, mencapai 17 persen, namun menghadapi tingkat deforestasi yang salah satu yang tercepat di dunia,” terangnya.

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *