Reaksi Zara Usai Ancaman Boikot Bergema Buntut Iklan yang Dituding Ejek Korban Genosida di Palestina

Ortega melihat peluang memperluas basis kliennya menggunakan bahan lebih murah dan sistem manufaktur lebih efisien, serta menetapkan harga lebih kompetitif. Pendekatan itu ia terapkan pada bisnis produk jubah mandi, Confecciones Goa, yang didirikan pada 1963. Amancio Ortega kemudian membuka toko Zara pada 1975.

Bisnis fesyen itu diberi nama Zara karena nama kesukaannya, Zorba, sudah diklaim pihak lain. Zara kemudian jadi bagian grup Industrias de Diseno Textil Sociedad Anonima (Inditex) yang 59,29 persen sahamnya dipegang Ortega.

Inditex memiliki lebih dari enam ribu toko dengan merek Zara, Massimo Dutti, Oysho, Zara Home, Kiddy’s Class, Tempe, Stradivarius, Pull and Bear, dan Bershka. Jumlah karyawannya mencapai lebih dari 92 ribu orang.

Ortega acap kali disebut sebagai salah satu pelopor industri fast fashion di dunia. Pada 2011, ia menyatakan pensiun dini dari Inditex, perusahaan induk Zara, dan meminta wakil presiden dan CEO Inditex Pablo Isla menggantikannya sebagai pemimpin raksasa tekstil ini.

Ia lalu berkiprah di bidang real estat. Sejak pensiun, ia telah membeli gedung pencakar langit di Madrid dan hotel di Miami. Pada 2019, Ortega dilaporkan telah membeli gedung yang berisi kantor pusat Amazon di Seattle.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *