Perjalanan Ruby berujung pada tindakan heroik yang bukan hanya merubah pandangan teman-temannya, namun juga mempromosikan penghormatan baru terhadap suatu keragaman. Pertunjukan itu disajikan dengan musik dan tarian yang menyentuh, menyampaikan pesan mengenai daya tahan, introspeksi, dan penerimaan diri.
Setelah kesuksesan pertunjukan pertama di National High Jakarta School, Stand Up berencana untuk menghadirkan teater musikal di berbagai sekolah di Indonesia, baik internasional maupun lokal.
“Kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak, khususnya dari pemerintah. Melalui kisah Ruby yang penuh emosi, kami ingin mengajak mereka yang pernah menjadi korban atau saksi perundungan untuk aktif mendukung budaya yang penuh empati,” ujar Deanza.
Deanza menegaskan bahwa dengan kerja sama, semua orang bisa menciptakan dunia di mana keragaman dihargai dan setiap anak didorong untuk berdiri melawan perundungan. Inisiatif yang seiras juga dilakukan oleh Jakarta Musical Crew (Jaksical), yang menghadirkan pertunjukan teater musikal berjudul “Kapan Resign?” yang mengangkat isu kesehatan mental, khususnya di tempat kerja.
“Kapan Resign?” merupakan cerminan dari realita dunia kerja kontemporer yang banyak dari kita alami. Menyoroti dinamika pekerjaan, tekanan, dan tantangan di lingkungan kerja, Jaksical mengajak penonton untuk merefleksikan apa yang sebenarnya dicari dalam sebuah pekerjaan dan bagaimana kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental dan produktivitas.