Untuk sampah organik, dikatakan Hanie, adala sampah yang dapat dikomposkan. Jenis sampah ini dapat dihasilkan dari sisa-sisa sayur sehabis memasak.
“Kedua, anorganik, kita menghasilkan sampah plastik, ke mana mengalokasikannya kita harus punya wadah untuk sampah plastik itu, begitu juga kertas, mau dikemanakan, kita harus memilahnya dengan sesuai jenis sudah menyediakan tong atau wadah untuk kertas,” katanya.
Hanie menyebut, “Selanjutnya B3 rumah tangga, seperti lampu, baterai, dan lainnya menyediakan wadah untuk pemilahannya. Sering juga yang dihasilkan seperti pembalut, popok bayi dan lain itu harus punya wadahnya. Dengan setiap rumah tangga sudah memilah otomatis akan diposkan akan kemana sampah itu. Kalau sudah minim sampah otomatis kita akan mengurangi tidak menghasilkan sampah.”
Hanie menerangkan masalah persampahan di lingkup rumah tangga selama ini tak dikerjakan bersama. “Misalnya, ibunya saja, tidak bisa. Di keluarga ada anak, ibu, ayah itu semua berperan. Saling mengerti dan mendukung,” tambahnya.
“Kedua, wadahnya harus terpisah. Fasilitas di rumah harus ada, wadah tidak perlu bagus, tapi gunakan tempat-tempat seadanya di rumah. Ketiga, konsisten kita lakukan. Kalau tidak dilakukan terus menerus akan sulit, kok sulit karena tidak melakukan secara terus, kalau sudah menjadi kebiasaan akan jadi sesuatu yang sangat mudah,” ungkapnya.