Aqilahnews.com, Jakarta – Ketika bicara mengenai wisata kereta, kebanyakan orang tentu akan mengasosiasikan dengan negara maju seperti Swiss. Kereta api Swiss yang terkenal memadukan kenyamanan dan keindahan dengan rute yang menjangkau sudut kelokan, jalur Alpen hingga menyusuri danau biru dan meluncur melalui lembah yang dipenuhi bunga liar.
Jalur keretanya bahkan dibuat sepanjang lebih dari 4000 km. Mengutip dari laman New Zealand Herald, Minggu (22/10/2023), Grand Train Tour of Switzerland adalah salah satu rute terkenalnya yang membawa pelancong ke seluruh sudut bagian Swiss.
Perjalanan kereta apinya juga mencakup 11 danau, dengan lima situs Warisan Dunia UNESCO, dan empat kawasan budaya Swiss. Bahkan semua rute dilindungi oleh Swiss Travel Pass dan aplikasi khusus membantu navigasi.
Selain Swiss, ada juga jenis kereta wisata termewah seperti Orient-Express yang sudah beroperasi sejak 1883. Kereta yang menghubungkan Paris ke Konstantinopel atau sekarang Turki, menempuh perjalanan kurang dari 76 jam.
Di zamannya Orient-Express, menandai keberhasilan tantangan teknologi kereta yang luar biasa. Kemegahan dekorasinya, panel kaca, hingga bantal serta tempat tidur yang menjamin istirahat malam yang nyenyak. Belum lagi wisatawan akan merasakan makanan enak di restorannya untuk menjajal pengalaman gastronomi yang luar biasa.
Tentu jika membandingan kereta wisata di Tanah Air, jalur kereta di Swiss dan Orient-Express sangatlah jauh terdepan. Tapi Indonesia sendiri sebenarnya sedang menuju ke arah sana.
Melihat perkembangan dalam sepuluh tahun terakhir PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah banyak meningkatkan fasilitas dan layanan kereta sebagai transportasi publik dan termasuk untuk wisata. “Tahun 2010 kita masih lihat ada penumpang naik di atas KRL, tapi dalam 13 tahun kita sudah ounya angkutan perkotaan yang tidak punya masinis,” ungkap Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia, Tory Damantoro saat dihubungi Aqilahnews.com, Jumat, 22 Oktober 2023.