Influencer Megan Rice Mengaku Mualaf karena Tersentuh Perjuangan Warga Palestina di Tengah Serangan Israel

Namun, para pengamat pro-Israel berpendapat bahwa slogan tersebut memiliki efek mengerikan. “Bagi warga Yahudi Israel, kalimat ini mengatakan bahwa antara Sungai Yordan dan Mediterania, akan ada satu entitas, yang akan disebut Palestina, tidak akan ada negara Yahudi, dan status Yahudi dalam entitas apapun yang muncul akan sangat tidak jelas,” kata Yehudah Mirsky, seorang rabbi dan profesor Universitas Brandeis yang berbasis di Yerusalem.

Ia melanjutkan, “Kedengarannya lebih seperti sebuah ancaman daripada janji pembebasan. Hal ini tidak menandakan masa depan di mana orang-orang Yahudi dapat memiliki kehidupan yang utuh dan jadi diri mereka sendiri.”

Selain melalui slogan, dukungan pro-Palestina juga bergema melalui semangka. Mengutip TIME, 1 November 2023, simbol solidaritas pada Palestina ini pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menguasai wilayah tepi barat dan Gaza, serta mencaplok bagian timur Yerusalem. 

Saat itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di Gaza dan wilayah tepi barat sebagai pelanggaran pidana. Menghindari konsekuensi hukum, warga Palestina mulai menggunakan semangka karena, ketika dibelah, buah tersebut mengemban warna bendera nasional negara itu: merah, hitam, putih, dan hijau.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *