Gómez-Ortigoza yang berprofesi sebagai ahli keuangan, mendirikan Polybion pada 2014 bersama Axel, saudaranya yang berlatar belakang di bidang bioteknologi. Mereka, bersama dengan Bárbara González Rolón, seorang ilmuwan material, mulanya memusatkan perhatian pada miselium, sejenis jaringan jamur.
Namun, sebuah peristiwa tak terduga berubah, saat lima tahun lalu, seorang temannya membawa sebotol kombucha ke kantornya. Bakteri pertama yang mereka isolasi berasal dari minuman tersebut.
Kombucha, minuman teh fermentasi yang kian terkenal, menjadi sumber bakteri yang digunakan untuk menciptakan bahan jaket, yang diberi nama Celium. Sejak saat itu, fokus utama Polybion bergeser ke fermentasi bakteri, yang dianggap memiliki potensi sebagai alternatif kulit berkualitas tinggi.
Limbah buah dari pabrik lokal, terutama mangga, dijadikan makanan untuk bakteri teh tersebut. Gómez-Ortigoza mengatakan, “Dengan menambah formula khusus yang kami ciptakan, limbah buah ini diubah menjadi media pertumbuhan bagi bakteri.”
Dalam prosesnya, bakteri tersebut menghasilkan matriks nanoselulosa sebagai hasil metabolisme. Setelah dua minggu, matriks tersebut dipanen dan melalui proses penyamakan dan penyelesaian. Jika tidak digunakan, limbah buah tersebut akan membusuk dan mengeluarkan metana. Setelah proses penyamakan, nanoselulosa diolah menggunakan metode yang biasa digunakan dalam industri penyamakan kulit.