Inovasi Pertanian Berkelanjutan Komoditas Kopi dan Tantangan Hadapi Cuaca yang Tidak Menentu

“Tahap 9 itu sudah di tahap 60 persen yang akan menentukan enak atau tidaknya kopi yang akan kita sajikan nanti. Setelah itu di tahap 10 masuk tahap roasting atau brewing yang berarti sudah mencapai tahap 80 persen. Hasil dari raosting atau brewing itu sudah menjadi bubuk kopi yang sudah mencapai 90 persen dari proses pembuatan kop[I,” terangnya.

“Nah 10 persennya itu ditentukan oleh barista saat menyeduh kopi yang masjuk tahap terakhir yaitu tahap ke-11. Di tahap ini barista bisa mengkreasikan kopi dengan bahan-bahan lainnya unfuk membuat berbagai pilihan menu. Jadi kalau hasil produksi kopinya sudah enak ya hasilnya pasti enak, mau dicampur dengan bahan-bahan lain pasti tetap enak. Tapi kalau hasilnya kurang bagus pas di tahap 60 atau 80 persen, mau baristanya sejago apa juga ya rasanya tetap tidak enak,” tambahnya.

Teddy sendiri membuka usaha kedai kopi, Soma Coffee yang sudah punya beberapa cabang di Jakarta dan beberapa daerah lainnya di Indonesia serta di Singapura. Ia juga membawa Javanero Coffee yang temasuk jenis Arabika untuk mengikuti kompetisi di berbagai negara dan sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan. Kopi mereka juga sudah diekspor ke beberapa negara seperti Qatar, Singapura, Inggris, Belanda dan Australia.

“Biji kopi Indonesia itu yang terbaik dan potensinya masih sangat besar, beda sama kopi Brasil atau Kolombia misalnya. Mereka katanya bagus tapi kopinya satu satu macam aja. Kalau kita di tiap daerah biji kopinya punya ciri khas sendiri-sendiri dan hasilnya akan bagus kalau memang diproduksi dengan baik,” pungkasnya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *