Kasus Serangan Beruang di Jepang Tembus Rekor di 2023, Ahli Sebut Efek Perubahan Iklim

“Beruang memperluas wilayah jelajahnya tahun ini dan turun ke daerah dekat pemukiman manusia untuk mencari makanan,” kata Profesor Maki Yamamoto, yang mempelajari beruang di Universitas Teknologi Nagaoka di Niigata. Jepang adalah rumah bagi dua jenis beruang, yakni beruang coklat, yang hidup di Hokkaido, pulau paling utara di Jepang, dan populasi kecil beruang Asia, yang tinggal di Honshu, pulau terbesar di Jepang.

“Tahun ini, beruang lebih banyak bermunculan di desa-desa justru karena buruknya panen biji ek dari pohon beech, pohon favorit beruang,” katanya lagi.

Pendapat senada dilontarkan Tsutomu Mano, peneliti senior di Organisasi Penelitian Hokkaido. Ia mengatakan perubahan iklim ‘kemungkinan besar berdampak signifikan pada waktu berbunga tanaman dan aktivitas serangga yang bertanggung jawab atas penyerbukan, yang diperlukan untuk menghasilkan buah’.

Ketika beruang tidak mempunyai cukup makanan, mereka sering beralih ke lingkungan manusia untuk mencari sisa makanan di tempat sampah, katanya. “Begitu mereka sudah mulai menyukai sisa makanan manusia, mereka akan terus kembali lagi,” kata Mano.

Hingga November 2023, terdapat 19.191 penampakan beruang di seluruh negeri, naik dari 11.135 penampakan sepanjang tahun sebelumnya dan 12.743 penampakan pada 2021. Iwate, tempat tinggal Sato, mencatat lebih banyak kasus dibandingkan tempat lain, yakni 5.158 kali, diikuti oleh prefektur tetangganya, Akita, yang melaporkan 3.000 penampakan.

 

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *