Ketika bisnis hampers sudah selesai setelah lebaran saat itu, banyak konsumen yang menanyakan mengenai wadah kerajinan bambu, khususnya jenis bambu yang digunakan. Pertanyaan mengenai jenis bambu ini sering muncul, dan Desy menjelaskan bahwa mereka menggunakan bambu besek sokase.
Melalui berbagai evaluasi, Kraosan dan produk-produknya terus berkembang dengan peningkatan produksi dan penjualan. Kerja sama antara Desy dan para pengrajin meluas ke beberapa desa di Magelang, Sleman, dan Bantul.
“Jumlah ibu-ibu yang sudah terlibat dalam Kraosan saat ini sekitar 20-an, dan ada juga partisipasi dari para bapak karena kami tetap membutuhkan kontribusi tenaga dari mereka,” ungkapnya. Saat ini, terdapat 112 jenis produk Kraosan yang dijual di Indonesia dan mancanegara, termasuk Malaysia, Singapura, Filipina, Brazil, Vietnam, dan Meksiko, dengan rencana ekspansi ke Inggris.
Meskipun ada pembeli di Indonesia yang menganggap harga produk Kraosan terlalu mahal, Desy tetap mempertahankan kebijakannya. Menurutnya, dengan harga lebih tinggi, hal itu membantu memberikan imbalan yang lebih baik kepada para pengrajin, sesuai dengan misi Kraosan untuk mengatasi kemiskinan dan pernikahan dini.
“Berkat upaya tersebut, para perajin kami bisa punya penghasilan sendiri untuk menopang kebutuhan keluarga,” ucap Desy.