Menparekraf melanjutkan, “Kami akan mengevaluasi di setiap periode untuk menentukan langkah ke depan yang diharapkan bisa menangkal peningkatan kasus COVID-19 pascalibur Nataru.”
Terkait libur Nataru, Sandi mengatakan bahwa pihaknya sudah melalukan persiapan dan pengecekan prosedur, operasional, sarana, juga prasarana. “Surat edarkan sudah kami luncurkan,” tuturnya. “Kita harus antisipasi perubahan cuaca yang cepat dan dinamis, juga pedoman pariwisata CHSE.”
“Surat edaran diharapkan (dapat) memastikan wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Ini merupakan upaya kolaboratif dengan semua pihak, termasuk Kementerian Perhubungan dan kepolisian.”
“Kami juga menyediakan media center untuk pemantauan wisata dan penyebaran informasi,” bebernya, menambahkan bahwa mereka juga sudah menyosialisasikan manajemen krisis yang sudah disiapkan di laman resmi Kemenparekraf.
Sandi melanjutkan, “Saya juga ingin memberi empat imbauan pada masyarakat. Pertama, cek perkiraan cuaca BMKG sebelum melakukan perjalanan wisata Kedua, pilih destinasi wisata di #IndonesiaAja karena kita butuh pergerakan wisnus untuk menggerakkan ekonomi.”
“Perhatikan kondisi fisik saat berlibur. Jangan terlalu lelah dan kurang tidur, terutama di musim hujan,” sambungnya. “Perhatikan prosedur CHSE. Jangan buang sampah sembarangan.”