Dalam 30 tahun terakhir, pihak museum sudah mengembalikan 1.000 kerangka. Namun, mereka tetap dinilai lambat mengidentifikasi asal-usul kerangka. Kebijakan baru museum akan memerintahkan agar keranglka dirawat dengan baik di dalam institusi sampai disetujui untuk dikembalikan.
“Tidak ada satu pun barang yang dipamerkan yang begitu penting bagi tujuan dan narasi pameran sehingga dapat mengimbangi dilema etika yang ditimbulkan oleh fakta bahwa jenazah manusia dalam beberapa kasus dipamerkan berdampingan dan berada pada bidang yang sama dengan benda,” kata Decatur dalam surat tersebut.
“Mereka adalah nenek moyang dan dalam beberapa kasus menjadi korban tragedi kekerasan atau perwakilan dari kelompok yang dianiaya dan dieksploitasi, dan tindakan pameran publik memperluas eksploitasi tersebut.”
Bukan sekali ini, museum di Amerika menuai kontroversi. Dikutip dari New York Times, Kamis, 11 Mei 2023, penegak hukum, akademisi, dan media menyoroti The Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat, karena koleksinya diduga mencakup artefak hasil curian.
Merespons hal tersebut, Met Museum mengumumkan upaya baru pada Selasa, 9 Mei 2023, untuk meninjau kembali koleksi dan kebijakannya dengan tujuan mengembalikan barang yang dianggap memiliki sejarah yang bermasalah. Pihak museum memutuskan untuk mempekerjakan tim ahli penelitian untuk mencari tahu asal-usul barang koleksinya.