Perjuangan Komunitas Lokal Bikin Rammang-Rammang Jadi Geopark Global UNESCO Disorot Media Asing

Seperti kebanyakan tetangganya, Nasrul awalnya mendukung penambangan karst. “Ketika perusahaan pertambangan datang, mereka menjanjikan pekerjaan pada kami,” kenangnya. “Saya pikir itu bagus karena saat itu tidak ada pekerjaan di sini.”

“Tapi, saat itu saya tidak memahami dampak penambangan. Saya kemudian terpapar edukasi dan mulai memahami bahwa alam bukan hanya untuk kita hancurkan dan jual, namun diwariskan pada generasi mendatang. Jadi, saya bergabung dengan kelompok Youth River Community, yang melakukan kontak dengan politisi, mendapat saran dari LSM, dan menyebarkan kesadaran di media sosial.”

“Kemudian, kami mulai memikirkan bagaimana kami dapat menghasilkan uang tanpa menambang karst dan memutuskan fokus pada ekowisata. Jika Anda merusak alam, Anda tidak punya apa-apa lagi. Tapi jika Anda melakukan ekowisata, Anda bisa menjaga alam dan mendapatkan uang,” ia menambahkan.

Pada 2013, kampanye tersebut membuahkan hasil ketika pemerintah Maros mencabut berbagai izin pertambangan dan mengeluarkan moratorium lokasi tambang baru. Dua tahun kemudian, lahirlah kawasan ekowisata Rammang-rammang yang mempekerjakan 200 penduduk di bidang konservasi, pendidikan, pertanian organik, dan pengembangan masakan lokal.

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *