Menurut Enos, perempuan berumur di atas 35 tahun yang memiliki benjolan di payudara, harus berhati-hati karena itu bisa jadi tanda kanker payudara. “Jadi, kalau ada seorang wanita datang ke praktik saya, umurnya di atas 35 tahun, ada benjolan, sebelum kita tanya, sudah berpikir jangan-jangan kanker,” katanya.
“Kalau yang datang berumur 25 tahun, 30 tahun, atau bahkan 22 tahun ada benjolan, kemungkinan itu tumor payudara yang jinak. Jadi, dari umur juga penting,” Enos menambahkan.
Tanda kanker payudara yang mesti diwaspadai berikutnya menurut Enos adalah benjolannya cepat atau membesar atau tidak. “Meski ada juga tumor payudara yang jinak, cepat membesar, ada… Tapi jarang,” katanya.
Selanjutnya, kata Enos, adalah punya faktor risiko atau tidak,”Salah satu keluarganya ada yang kanker atau tidak. Tidak harus kanker payudara.” “Misalnya, mamanya, sepupunya, neneknya menderita kayak kanker serviks, kanker paru, atau kanker yang lainnya, itu merupakan faktor risiko.”
Enos pun menambahkan bahwa faktor risiko penting untuk dideteksi. “Kemudian, benjolannya itu keras, kemudian tidak bergerak, ada tanda di kulit seperti kulit jeruk. Kadang kalau puting dipencet dia keluar darah,” katanya.
Hal lain yang harus diwaspadai adalah ketika benjolan di payudara menyebabkan luka. Enos juga meminta mewaspadai adanya benjolan di tempat lain, seperti di bawah ketiak atau tulang selangka. “Itu adalah tanda atau gejala kanker,” ujarnya.