Rombongan melanjutkan penjelajahan destinasi swafoto dengan menyambangi Burj Khalifa, dan ya, kami harus kembali sabar mengantre. Waktu tunggunya, seperti bisa diprediksi, lebih lama dari Dubai Frame, karena pengunjungnya jauh lebih banyak. Setelah sekitar 40 menit, akhirnya kami masuk untuk menuju At The Top.
Menuju lift, yang akan membawa pengunjung naik ke lantai 125, juga harus antre sebentar. Di dalam lift, nuansanya dibuat seolah Anda bagian dari geng Han Solo, berada di dalam pesawat luar angkasa yang siap lepas landas. Saya sebenarnya mengantisipasi guncangan atau sengatan sakit di telinga, tapi ternyata tidak terasa hingga keluar lift.
Saya agak kaget, apalagi waktu naik ke lantai yang begitu tinggi ini hanya sekitar satu menit, merujuk perhitungan stopwatch ponsel yang saya nyalakan sesaat setelah masuk lift. Pemandangan di luar dinding kaca tentu bukan lanskap yang bisa didapati setiap hari, apalagi saya naik setelah hujan.
Menurut pramuwisata lokal yang mendampingi kami, hujan hanya turun dua sampai tiga kali per tahun di Dubai. Walau cuma sebentar, hujan membuat kabut cukup tebal, bahkan saya harus memincingkan mata untuk menunjuk letak Burj Al-Arab.
Dari sini, pelancong bisa melihat 360 derajat pemandangan kota Dubai, dari panorama hutan beton, sampai kawasan pesisir. Tidak ketinggalan, ada beberapa spot foto juga, selain Anda sebenarnya bisa berfoto di mana pun asal jangan menghalangi pengunjung lain.