Resmikan Perpustakaan ke-250 di Nagekeo NTT, Taman Bacaan Pelangi Optimistis Kemampuan Membaca Bisa Meningkat Lewat Rutinitas

Aqilahnews.com, Jakarta – Bersama Pemerintah Daerah Nagekeo, Taman Bacaan Pelangi mengadakan serangkaian acara peresmian 20 perpustakaan ramah anak baru di 20 Sekolah Dasar di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 7 November 2023 hingga 18 November 2023.

Dengan diresmikannya ke-20 perpustakaan baru ini menjadikan total ada 109 perpustakaan ramah anak yang telah berhasil didirikan oleh Taman Bacaan Pelangi bersama dengan Kabupaten Nagekeo dan Room to Read di Kabupaten Nagekeo, NTT.  Hal itu juga menandai telah didirikannya 250 perpustakaan ramah anak oleh Taman Bacaan Pelangi untuk Indonesia.

“Literasi dasar termasuk salah satu fokus Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam peningkatan sumber daya manusia di daerah ini. Atas nama masyarakat di Nagekeo, kami mengapresiasi komitmen dari Taman Bacaan Pelangi yang berupaya membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan literasi anak-anak dan menumbuhkan minat baca anak-anak di wilayah kami,” kata Bupati Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo Dr. Johannes Don Bosco saat meresmikan perpustakaan di SD Inpres Butata, menurut keterangan tertulis yang diterima Aqilahnewsy.com, Minggu (19/11/2023).

Pengguntingan pita dilakukan oleh Dr. Johannes Don Bosco dan Nila Tanzil selaku Pendiri Taman Bacaan Pelangi sebagai simbolis peresmian perpustakaan di SD Inpres Butata dan juga di sekolah-sekolah dasar lainnya. Bupati Nagekeo juga menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui kemampuan membaca anak di masing-masing sekolah dasar. 

Perwakilan 2 siswa dari masing-masing kelas diminta melakukan simulasi membaca buku di perpustakaan, salah satunya adalah Gabriel. “Saya sudah selesai baca 5 buku, senang sekali ada banyak buku disini (perpustakaan). Aku mau baca buku, karena aku pintar,” kata Gabriel, siswa kelas 1 SD Inpres Butata, Kabupaten Nagekeo, NTT, dengan logat Floresnya yang kental saat berbincang di acara peresmian perpustakaan ramah anak yang didirikan oleh Taman Bacaan Pelangi bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Nagekeo dan Room to Read di sekolahnya.

Dengan suara lantang, Gabriel mulai membaca. Ia memang dikenal punya minat baca tinggi. Sayangnya, keterbatasan akses buku bacaan anak yang sesuai untuk usianya menjadi salah satu penghambat untuk menikmati hobi membacanya tersebut. Menurut ibunya, Angelina Owa, minimnya buku bacaan menjadikan Gabriel hanya membaca tulisan yang ada di sekitarnya, seperti tulisan bungkus makanan, papan informasi, ataupun tulisan-tulisan di baju.

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *