Setelah kritik daring meluas, publikasi itu menghapus artikel tersebut. Pemimpin redaksi Jerusalem Post, Avi Maye, mengklaim bahwa artikel tersebut diterbitkan secara tidak sengaja.
“Artikel yang dipermasalahkan diproduksi outlet saudara kami yang berbahasa Ibrani, Walla News, dan diunggah ke situs web kami menggunakan mekanisme terjemahan otomatis,” sebut Maye.
Ia menambahkan, “Itu tidak memenuhi standar editorial kami dan karenanya dihapus setelah staf kami mengetahui hal tersebut.” Artikel ini awalnya ditulis Dr Raz Hagoel, seorang dokter Israel yang memiliki klinik medis penurunan berat badan.
“Berjam-jam dihabiskan di depan televisi, kurangnya aktivitas fisik, dan makan secara emosional untuk mencari kenyamanan semuanya membuat sulit untuk menjaga pola makan yang sehat,” tulis Hagoel do artikel tersebut. Ia menambahkan bahwa “kurang tidur akibat stres yang dialami selama dua minggu terakhir dapat menyebabkan obesitas.”
Hagoel melanjutkan, “Warga Israel yang bersembunyi di tempat perlindungan bom ketika roket dan rudal Hamas menghujani kota-kota mereka dapat merasa terhibur dengan kenyataan bahwa periode saat ini sebenarnya dapat memberi peluang untuk mengatasi masalah obesitas dan tetap sehat.”