Lilin aromaterapi kerap digunakan untuk membuat ruangan menjadi lebih wangi. Lalu, disebut-sebut bisa membuat suasana menjadi lebih tenang dan meredam stres.
Namun, tidak semua orang menyukai wewangian termasuk yang berasal dari lilin aromaterapi. Sebuah survei menemukan bahwa orang yang sensitif terhadap wewangian dapat mengalami sakit kepala, sesak napas, dan batuk akibat paparan lilin aromaterapi, mengutip kanal Health Aqilahnews.com pada 16 Oktober 2023.
Saat lilin aromaterapi menyala, lilin melepaskan bahan kimia tertentu ke lingkungan. “Emisi lilin aromaterapi dapat terjadi karena pembakaran lilin alami serta pembakaran bahan pewangi yang ada di dalam lilin. Dan mungkin termasuk benzena, formaldehida, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH),” kata dokter ahli toksikologi medis yang berbasis di Washington DC, Kelly Johnson-Arbor, MD.
Benzena, formaldehida, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) adalah senyawa kimia yang dikaitkan dengan kanker. Kandungan senyawa ini lah menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan lilin aromaterapi.
“Konsentrasi puncak karbon monoksida dan nitrogen dioksida terjadi dalam beberapa jam setelah menyalakan lilin, sementara kadar formaldehida di udara dapat meningkat berjam-jam setelah lilin dinyalakan,” kata Johnson-Arbor.
“Jika Anda menderita asma atau berisiko terkena penyakit jantung atau paru-paru, Anda mungkin tidak ingin membakar lilin wangi terlalu lama, katanya. Namun kebanyakan orang tidak perlu terlalu khawatir dengan paparan lilin aromaterapi,” tambahnya.
Secara umum, emisi ini terjadi dalam jumlah kecil yang tidak melebihi pedoman kualitas udara dalam ruangan yang ditetapkan. Kecil kemungkinannya menimbulkan efek berbahaya bagi kebanyakan orang.