Dari sekian korban selamat, beberapa menggambarkan kepanikan yang dialami pendaki setelah Gunung Marapi erupsi. “Aku berlari zig-zag, turun sekitar 30 meter sampai 40 meter ke pos pendakian,” kata Ridho yang dirawat di rumah sakit terdekat kepada AFP.
“Letusannya terdengar keras, saya melihat ke belakang lalu segera lari seperti yang dilakukan semua orang. Beberapa melompat dan jatuh. Aku berlindung di balik bebatuan, tidak ada pohon di sana,” sambungnya.
Sementara, Kapolda Sumbar menyebutkan dua anggota polisi berada di antara 75 pendaki saat erupsi terjadi. Seorang di antaranya selamat, tetapi ia khawatir seorang lainnya meninggal dunia.
“Mereka berdua hanya ingin melihat gunung tersebut, sedang tidak bertugas,” ujarnya. “Satu orang selamat dan patah lengannya, sedang dirawat dokter. Satu orang lagi kita duga meninggal dunia. Kita tunggu konfirmasinya.”
Di sisi lain, dua korban tewas erupsi Marapi teridentifikasi atas nama M Wilky Saputra dan Ilham Nanda Bintang. Mereka adalah mahasiswa asal Pekanbaru, Provinsi Riau. Mengutip kanal Regional Aqilahnews.com, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Rozita menjelaskan, jenazah kedua pendaki gunung itu sudah dibawa ke Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi.
“(Wilky) dikenali (keluarga) melalui pakaian dan gelang kaki yang dipakainya,” kata Rozita, Selasa petang, 5 Desember 2023.