Wanita di Jalur Gaza Terpaksa Minum Pil Penunda Menstruasi karena Air Bersih Terbatas

Menurut Nevin Adnan, seorang psikolog dan pekerja sosial berbasis di Kota Gaza, perempuan biasanya mengalami gejala psikologis dan fisik pada hari-hari sebelum dan selama menstruasi, seperti perubahan suasana hati serta nyeri di bagian perut bawah dan punggung.

Gejala-gejala ini dapat mengalami peningkatan yang lebih buruk saat berada dalam situasi stres seperti perang yang sedang berlangsung, menurut Adnan. Dia menjelaskan, “Pergantian tempat tinggal dapat menyebabkan stres yang sangat tinggi, dan ini memengaruhi tubuh wanita serta regulasi hormonnya.”

Selanjutnya, dia menyatakan, “Ada juga kemungkinan peningkatan gejala fisik yang terkait dengan menstruasi, seperti nyeri perut, nyeri punggung, sembelit, dan perut kembung.”

Wanita juga mungkin mengalami kesulitan tidur, perasaan cemas yang berkelanjutan, dan tekanan mental yang sangat tinggi, tambah Adnan. Saat ini, Adnan mencatat bahwa lebih banyak wanita cenderung menggunakan pil penunda menstruasi untuk menghindari rasa malu yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan, privasi, dan ketersediaan produk kesehatan.

Namun, dia juga menekankan bahwa dalam situasi normal, sangat penting untuk berkonsultasi dengan seorang dokter sebelum mengonsumsi tablet ini, agar memahami potensi efek serta dampak penggunaan tablet ini secara berkelanjutan terhadap kesehatan fisik wanita.

“Ini bisa memengaruhi perubahan hormon alami seorang wanita, tanggal kapan dia menstruasi berikutnya, volume darah yang dikeluarkan, dan apakah menstruasinya berhenti,” ungkapnya dalam wawancara dengan Al Jazeera.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *