Sementara, ada empat parameter yang digunakan dalam mengukur elemen halal. Keempatnya terdiri dari persepsi terhadap komunikasi kehalalan produk, persepsi kehalalan terhadap bahan baku, persepsi kehalalan terhadap proses produksi dan persepsi kehalalan pada kemasan produk.
“Untuk dapat indeks kehalalan, kami kolaborasikan brand indeks dan indeks halal sehingga dapat indeks halal dari setiap brand. Indeks brand dan indeks halal harus berada di atas rata-rata indeks kategori produknya. Kalau penuhi kriteria pertama dan kedua, baru ditetapkan jadi Top Halal Awards,” ia menjelaskan.
Ada temuan menarik selama survei dilakukan. Menurut Direktur IHATEC Marketing Research, Evrin Lutfika, ada sejumlah brand, khususnya restoran, yang masuk dalam jajaran teratas di benak konsumen. Namun, brand tersebut nyatanya belum bersertifikasi halal sehingga tidak masuk kriteria.
“Tapi, hanya 10 persen. Sebenarnya produk makanan minuman (di Indonesia) 80–90 persen itu sudah bersertifikasi halal,” imbuh Anang.
Berdasarkan hasil survei, berikut beberapa pemenang Top Halal Award 2023: ABC untuk kategori Sirup, Saus Sambal, Kecap dan Sarden, Walls dan Lux dari Unilever Indonesia. Kemudian ada Waroeng Steak & Shake, parfum Oriflame, biskuit marie Regal, Coca Cola, Kopi Kenangan, Aqua, susu bubuk SGM, es krim Aice, Sajiku dan Masako (Ajinomoto), kosmetik Azarine, sosis Kanzler, McD, dan merek lainnya seperti kacang Garuda, super bubur, sarden Asahi.